Tuesday, 7 May 2013

Kelompok II

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa  atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Bahasa Pengembang Kepribadian. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia.
 Penulis berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar bagi mahasiswa, yang disajikan dalam makalah ini hanyalah merupakan garis besar dari materi kuliah Bahasa Indonesia. Untuk memperluas dan memperdalam wawasan dalam bidang ini, diharapkan mahasiswa membaca berbagai referensi yang relevan, terutama buku-buku yang dijadikan sebagai acuan dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kelemahan yang terdapat pada makalah ini, baik yang menyangkut isi, pengungkapan, maupun sistematika penulisan. Untuk itu saran serta kritik yang konstruktif senantiasa penulis harapkan.

Medan,      Maret 2013
                                                                                                                                   

                                                                                                              Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2  Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bahasa Pengembangan kepribadian ...........................................................3
2.1.1 Pengertian Bahasa Secara Umum .......................................................3
2.1.2 Pengertian Bahasa ................................................................................6
2.2 Pengertian Kepribadian Dan Pengembangan Kepribadian ....................7
2.3 Hubungan Bahasa Dengan Kepribadian ..................................................9
2.3.1 Bahasa Indonesia Mengembangkan Kepribadian ............................9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................14
LAMPIRAN


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Di dalam keilmuan dapat dipahami sebagai susunan yang teratur, berpola, membentuk suatu keseluruhan yang mempunyai makna dan fungsi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa bahasa memiliki sifat yang teratur, berpola, dan memiliki makna dan fungsi. Bahasa juga di artikan sebagai : (1) Bahasa itu Berwujud Lambang Ungkapan (2) Bahasa itu Adalah Bunyi (3) Bahasa Itu Bermakna (4) Bahasa itu Arbitrer (5) Bahasa itu Unik (6)Bahasa itu Universal (7) Bahasa Itu Manusiawi (8)Bahasa itu bervariasi (9) Bahasa Itu Dinamis (10) Bahasa Sebagai Alat Interaksi Sosial (11) Bahasa Sebagai Identitas Diri.
Pada literatur pendidikan, khususnya psikologi pendidikan, istilah pengembangan diri dapat di samakan dengan istilah pengembangan kepribadian atau pengembangan jati diri. Meskipun sebetulnya istilah diri (self) tidak sepenuhnya identik dengan kepribadian (personality). Istilah lain dalam bahasa psikologi disebut pula sebagai aku, ego atau self yang merupakan salah satu aspek sekaligus inti dari kepribadian, yang didalamnya meliputi pola kepercayaan, sikap, perasaan, dan cita-cita baik yang disadari maupun tidak disadari. Aku yang disadari oleh individu bisa disebut self picture ( gambaran diri), sedangkan aku yang tidak disadari disebut  unconscious aspect of the self (aku tak sadar).
Perkembangan kepribadian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik heriditas (pembawaan) maupun lingkungan (seperti fisik, psikis kebudayaan, spiritual, dan lain-lain). Perkembangan ini akan menimbulkan perubahan-perubahan kepribadian terutama pada masa anak-anak dan remaja. Khusus pada remaja, perubahan kepribadian ini akan menjadi masa yang amat penting dan memberikan dasar bagi masa dewasa karena pada masa ini merupakan saat berkembangnya identity (jati diri).
1.2    Tujuan
1.      Mengetahui pentingnya bahasa Indonesia dalam pengembangan kepribadian
2.      Mengetahui fungsi bahasa dalam kehidupan bermasyarakat
3.      Mengetahui perkembangan bahasa dalam pembentukan jati diri
4.      Mengetahui hubungan antara bahasa dengan kepribadian
5.      Mengetahui bagaimana menggunakan bahasa Indonesia dengan baik untuk mengembangkan perilaku yang baik dan cerdas.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahasa Pengembangan Kepribadian
2.1.1 Pengertian Bahasa Secara Umum
          Di dalam keilmuan dapat dipahami sebagai susunan yang teratur, berpola, dan memiliki makna dan fungsi. Sistematis dapat diartikan pula bahwa bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun acak. Oleh karena itu, sebagai sebuah sistem, bahasa juga sistematik atau sistematis maksudnya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi juga terdiri atas sub-sub sistem atau sistem bawahan. Disini dapat disebutlah subsistem sintaksis, subsistem semantik, maka sebuah sistem, bahasa berfungsi untuk memilah kajian morfologi, fonologi, sintaksis, dan semantik.
1.        Bahasa itu Berwujud Lambang Ungkapan
Lambang tentu sudah sering kira dengar, semisal ungkapan “merah melambangkan berani dan putih melambangkan suci”. Di dalam bidang ilmu, istilah lambang berada dalam kajian semiotika atau semiologi. Bahasa sebagai lambang, terdapat tanda, sinyal, gejala, kode, indeks, dan ikon. Lambang sendiri sering disamakan dengan simbol. Dengan demikian, bahasa sebagai lambang artinya memiliki simbol untuk menyampaikan pesan kepada lawan tutur. Ia berfungsi untuk menegaskan bahasa yang hendak disampaikan.
2.        Bahasa itu Bunyi
Kata bunyi berbeda dengan kata suara. Menurut Kridalaksana ( 1981:27) bunyi adalah pesan dari pusat saraf sebagai akibat dari gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Oleh karena itu, banyak ahli menyatakan bahwa yang disebut bahasa itu adalah sifatnya primer, dapat diucapkan dan menghasilkan bunyi. Dengan demikian, bahasa tulis adalah bahasa sekunder yang sifatnya berupa rekaman dan bahasa lisan, yang apabila dibacakan/dihafalkan tetap melahirkan bunyi juga. Sebagai bunyi, bahasa berfungsi untuk menyampaikan pesan lambang dari kebahasaan sebagaimana disebutkan di atas bahwa bahasa juga bersifat lambang.
3.        Bahasa itu Bermakna
Bahasa sebagai suatu hal yang bermakna erat kaitannya dengan sistem lambang bunyi. Oleh sebab itu, bahasa dilambangkan dengan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang hendak disampaikan melalui wujud bunyi bahasa yang bermakna itu, dalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
4.         Bahasa itu Arbiter
Arbiter dapat diartikan “sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap,mana suka”. Arbiter diartikan pula dengan tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Hal ini berfungsi untuk memudahkan orang dalam melakukan tindakan kebahasaan.

5.        Bahasa itu Unik
Bahasa dikatakan memiliki sifat yang unik karena setiap bahasa memiliki ciri khas sendiri yang dimungkinkan tidak dimiliki oleh bahasa yang lain. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata. Sistem pembentukan kalimat dan sistem-sistem lainnya. Di antara keunikan yang dimiliki bahasa bahwa tekanan kata bersifat morfemis, melainkan sintaksis. Bahasa bersifat unik berfungsi untuk membedakan antara bahasa yang satu dengan yang lainnya.
6.        Bahasa itu Universal
Selain unik dengan ciri-ciri khas sendiri, setiap bahasa juga dimungkinkan memiliki ciri yang sama untuk beberapa kategori. Hal ini bisa dilihat pada fungsi dan beberapa sifat bahasa karena bahasa itu bersifat ujaran, ciri yang paling umum setiap bahasa itu memiliki vokal dan konsonan. Namun, beberapa vokal dan konsonan pada setiap bahasa tidak selamanya menjadi persoalan keunikan. Bahasa Indonesia misalnya, memiliki 6 buah vokal dan 22 konsonan, tetapi bahasa Arab memiliki 3 buah vokal pendek, 3 buah vokal panjang, serta 28 konsonan (Al Khuli,1982:321). Oleh sifatnya yang universal, bahasa memiliki fungsi yang sangat umum dan menyeluruh dalam tindakan komunikasi.
7.        Bahasa itu Manusiawi
Bahasa yang manusiawi adalah bahasa yang lahir alami oleh manusia penutur bahasa yang dimaksud. Hal ini karena pada binatang belum tentu ada bahasa meskipun binatang dapat berkomunikasi. Sifat ini memiliki fungsi sebagai citra bahasa yang sangat baik dalam komunikasi.
8.        Bahasa itu Bervariasi
Pada  masyarakat bahasa pasti memiliki variasi atau ragam dalam bertutur. Bahasa Aceh misalnya, antara penutur bahasa Aceh bagi masyarakat Acah Barat dengan masyarakat Aceh di Aceh Utara memiliki variasi. Variasi bahasa dapat terjadi secara idiolek, sosiolek, dan fungsional.
9.        Bahasa itu Dinamis
Hampir di setiap tindakan manusia selalu menggunakan bahasa. Bahkan dalam bermimpi pun, menggunakan bahasa. Oleh karena setiap tindakan manusa sering berubah-ubah, sering perubahan zaman yang diikuti oleh perubahan pola pikir manusia, bahasa yang digunakan pun kerap memiliki perubahan. Hal inilah yang dimaksud dengan dinamis. Dengan kata lain, bahasa tidak statis, tetapi akan terus berubah mengikuti kebutuhan dan tuntutan pemakai bahasa.
10.    Bahasa sebagai Alat Interaksi Sosial
Bahasa sebagai alat interaksi sosial sangat jelas fungsinya, yakni dalam interaksi, manusia memang tidak dapat terlepas dari bahasa, seperti dijelaskan di atas, hampir di setiap tindakan manusia tidak terlepas dari bahasa, maka salah satu hakikat bahasa alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
11.    Bahasa sebagai Identitas Diri
Bahasa juga dapat menjadi identitas diri pengguna bahasa tersebut. Hal ini disebabkan bahasa juga menjadi cerminan dari sikap seseorang dalam berinteraksi. Sebagai identitas diri, bahasa akan menjadi penunjuk karakter pemakai bahasa tersebut.
Sementara itu, Brown dan Yule (1996:1) berpendapat bahwa bahasa itu dapat berfungsi sebagai pengungkapan isi yang diekspresikan menjadi fungsi transaksional sebagai pengungkapan hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi yang dideskripsikan menjadi fungsi interaksional.

2.1.2 Pengertian Bahasa
Pengertiaan bahasa telah dirumuskan para pakar bahasa, yaitu :
Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli :
1.      Menurut Keraf dan Smarapradhipa (2008: 12), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama, menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter.
2.      Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif.
3.      Harimurti Kridalaksana (1981:17) berpengertian bahwa bahasa adalah sistem lambang yang mempunyai bunyi arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama dalam berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
4.      Wojowarsito (1985:5) berpengertian bahwa bahasa adalah alat manusia mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman yang terdiri dari lambang-lambang bahasa.


2.2 Pengertian Kepribadian dan Pengembangan Kepribadian
a)      Menurut Horton (1982:20)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadi.
b)      Menurut Schever dan Lamm (1998:9)
Mendefinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan perilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau dikatakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi.
c)      Menurut Alastair Sharp (2008:18)
Personality theory assumes that everyone is different and that individuals are characterized by a unique and basically unchanging pattern of traits, dispositions or temperaments (teori kepribadian diasumsikan bahwa setiap orang memiliki perbedaan yang ditandai oleh sifat yang unik dan tidak berubah-ubah).

            Banyak teori kepribadian muncul dari observasi dan intropeksi mendalam dari para pemikir. Sebagai contoh, Sigmund Freud menghabiskan banyak waktu menganalisis mimpi-mimpinya sendiri, yang mengungkapkan padanya betapa besar konflik dan dorongan  yang tersembunyi dalam mimpi itu. Dia pertama kali menyadari kekuatan dorongan seksual yang terepresi dalam pasien-pasiennya, dan ia kemudian mengembangkan ide ini menjadi sebuah teori komprehensif mengenai jiwa manusia.  Hal ini adalah pendekatan deduktif terhadap kepribadian.
            Kedua, beberapa teori kepribadian muncul dari penelitian empiris dan sistematis. Kita dapat mengumpulkan banyak data sistematis dari banyak orang yang terus memperbaiki kesimpulan kita ketika data yang baru yang terkumpul. Ini adalah pendekatan induktif mengenai kepribadian karena konsep yang dikembangkan berasal dari data observasi.
            Sumber ketiga dari teori kepribadian melibatkan analogi dan konsep yang diperoleh dari disiplin ilmu yang terkait. Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality. Kata personality berasal dari bahasa Latin personal yang artinya topeng atau kedok. Secara terminologis, personality adalah kualitas perilaku individu yang tampak dalam melalukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Personality merupakan sistem yang dinamis dari sifat, sikap, dan kebiasaan yang menghasilkan tingkat konsistensi respon individu yang beragam.
Allport (1989: 3) mengatakan bahwa kepribadian adalah suatu organisasi psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan tingkah laku yang khas (unik) dari orang tersebut.
            Cattell (1996: 6) mengatakan bahwa kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan kita untuk meramalkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang dalam situasi tertentu.
            Alder (1992: 6) mengatakan bahwa kepribadian adalah gaya hidup individu atau cara yang khas dari individu tersebut dalam memberikan respon dalam masalah-masalah hidup.
            Chaplin(2000: 4) mengatakan bahwa kepribadian adalah integrasi dari sifat-sifat tertentu yang dapat diselidiki dan dijabarkan untuk menyatakan kualitas yang unik dari individu.
            Di dalam Personality Development Through Positive Thingking, Amit Abraham (2004:16) mendefinisikan kepribadian adalah pola-pola pemikiran, perasaaan, dan perilaku yang tertanam dalam-dalam dan relatif permanen.
Nita E (1995:13) mengartikan jati diri (kepribadian) sebagai pengorganisasian alat pengaturan dorongan-dorongan, kemampuan-kemampuan, dan keyakinan-keyakinan ke dalam citra diri secara konsisten yang meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan baik menyangkut pekerjaan, orientasi sesuatu dari filsafat hidup.
                         
2.3 Hubungan Bahasa dengan Kepribadian
2.3.1 Bahasa Indonesia Mengembangkan Kepribadian
1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan
            Sumpah pemuda 28 Oktober 1982 menyatakan “ Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu – tanah air Indonesia. Kami putra putri Indonesia berbangsa satu – bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia “. Sumpah ini membuktikan bahwa pengakuan bertanah air satu, berbangsa satu Indonesia dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia, memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengembangkan kepribadian bangsa. Fungsi tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia senantiasa berpribadian, prilaku dan berbudi bahasa khas Indonesia. Kini bahasa Indonesia berfungsi efektif sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
            Pengalaman berbahasa dalam mengembangkan kepribadian bangsa Indonesia ini kemudian dikukuhkan kedudukannya dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia. Penegasan ini menunjukkan kedudukan dan fungsi yang bersifat formal dalam kegiatan kenegaraan. Selain itu, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa nasional dalam berbagai komunikasi yang bersifat nasional, kedinasan, dan kegiatan nasional dalam lembaga pemerintah maupun nonpemerintah.
            Pengembang selanjutnya membuktikan secara meyakinkan bahwa sejak proklamasi setiap komunikasi nonformal, masyarakat dan bangsa Indonesia senantiasa menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa pemakaian bahasa Indonesia telah berakar pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Fungsi ini menjadi simbol nasional, negara, semangat untuk bersatu dan kepribadian.
            Sebagai mata kuliah pengembang kepribadian bahasa Indonesia bertujuan agar mahasiswa dapat memahami konsep penulisan ilmiah dan mampu menerapkannya dalam penulisan karya ilmiah. Untuk itu mahasiswa dibekali berbagai keterampilan kognitif, psikomotorik, dan afektif yang terkait dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang sekaligus dapat mengembangkan kecerdasan, karakter dan kepribadiannya.
            Kecerdasan yang didukung oleh kepribadian dan moral yang tinggi memungkinkan setiap orang senantiasa menggali potensi yang ada disekitarnya dan mengembangkannya menjadi kreativitas yang baru.
Untuk mewujudkan kecerdasan dan kepribadian tersebut, mahasiswa dibekali keterampilan yang secara alami diawali dengan pemahaman fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam berbagai ragam kebahasaan. Selanjutnya, mahasiswa dibekali keterampilan bagaimana mendapatkan ide ilmiah, mengorganisasikannya dengan kerangka karangan sebagai kerangka berfikir dan mengekspresikannya dengan ejaan yang benar, pilihan kata yang tepat, kalimat yang efektif dan paragraf yang benar dalam sebuah karangan.
            Sejak didengungkan globalisasi informal awal 2000-an, yang didukung berbagai peralatan komunikasi yang sangat efektif dalam berbagai aktivitas masyarakat dunia, fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana pengembangan kepribadian mulai menghadapi tantangan dari berbagai bahasa dunia terutama bahasa internasional yang digunakan oleh berbagai bangsa. Tantangan ini harus dihadapi     dengan membenahi sistem pengajaran bahasa Indonesia, baik tingkat kedalaman maupun tingkat keluasannya. Fungsi bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian diarahkan kepada kompetensi berbahasa baku dengan baik dan benar secara tulis lisan. Fungsi ini mencakup berbagai aspek, yaitu:
1.      Mengembangkan kemampuan/kompetensi berkomunikasi ilmiah
2.      Mengembangkan kemampuan akademis
3.      Mengembangkan berbagai sikap, seperti sikap ilmiah, paradigmatik dalam mengembangkan pola-pola berpikir dan sikap terpelajar.
4.      Mengembangkan kecerdasan bangsa
5.      Mengembangkan kepribadian terutama dalam menciptakan kreativitas baru yang terkait dengan pengalaman, pengetahuan, potensi, dan situasi baru yang dihadapi serta kemampuan mengekspresikannya.
6.      Mengembangkan kemampuan sebagai lambang bangsa dan bernegara.


3. Visi dan Misi bahasa Indonesia Pengembang Kepribadian 
          Visi menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu sarana pengembangan kepribadian insan terpelajar yang mahir dalam berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan satuan misi:
1.      Membina mahasiswa bangga berbahasa Indonesia dalam berbagai forum yang bertanggung jawab untuk memeliharanya dengan sungguh-sungguh.
2.      Memotivasi mahasiswa merefleksikan nilai-nilai budaya melalui bahasa persatuannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Membina pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi semakin berkualitas sesuai dengan tuntutan mahasiswa.
4.      Mengupayakan kemahiran berbahasa Indonesia melalui pembelajaran yang berkualitas dalam menggunakan bahasa Indonesia dan mengaplikasikan nya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya dengan rasa tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia dan warga dunia.

4.      Kepribadian yang Baik dan Cerdas
Kepribadian yang baik dapat diartikan bahwa perilakunya dapat diterima oleh orang lain. Semakin luas lingkungan masyarakat yang menerima kebaikannya dapat diartikan bahwa kebaikan pribadinya semakin sempurna.
Kepribadian yang cerdas adalah kemampuan memanfaatkan potensi diri (pendidikan, pengalaman, pengetahuan, keahlian, keterampilan), potensi masyarakat, potensi alam, potensi situasi terkini. Kepribadian yang cerdas senantiasa dapat memanfaatkan berbagai situasi untuk menghasilkan kreativitas baru.




BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
            Bahasa adalah alat komunikasi berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia untuk mengungkapkan perasaan, pikiran dan pengalaman antar anggota masyarakat dan juga sebagai sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran).
Perkembangan kepribadian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik heriditas (pembawaan) maupun lingkungan (seperti fisik, psikis, kebudayaan, spiritual, dan lain-lain). Perkembangan ini akan menimbulkan perubahan kepribadian, terutama pada masa anak-anak dan remaja. Khusus pada remaja, perubahan kepribadian ini akan menjadi masa yang amat penting dan memberikan dasar bagi masa dewasa karena pada masa ini merupakan saat berkembangnya identitas jati diri, karena kepribadian adalah pola pemikiran, perasaan, perilaku, dan kualitas yang unik dari individu.



DAFTAR PUSTAKA

Abraham, Amit. 2004. Personality Development Through Positive Thingking. Jakarta : Pustaka Widyatama.
Alder. 1992. Kepribadian dan Bahasa. Bandung : Refika Aditama.
Allport. 1989. Pengembang Kepribadian. Jakarta : Erlangga.
Barus, Sanggup dkk. 2012. Bahasa Indonesia Pengembang Kepribadian. Medan: Universitas Negeri Medan.
Brown dan Yule. 1996. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Cattell. 1996. Bahasa sebagai Pengembang Kepribadian. Bandung : Kaifa.
Chaplin. 2000. Bahasa Indonesia. Jakarta : Gema Insani.
E, Nita. Jati Diri dalam Pengembang Kepribadian. Jakarta : Pusat Bahasa Depdiknas.
Hs, Widjono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Perguruan Tinggi). Jakarta :Gramedia.
Horton. 1982. Bahasa sebagai Pengembang Kepribadian Manusia. Jakarta : Kompas.
Keraf dan Smarapradhipa. 2008. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Balai Pustaka.
Khuli, Al. 1982. Bahasa Indonesia.Jakarta : Erlangga.
Kridalaksana, H. 1981. Bahasa Indonesia Baku. Jilid ke-2. Jakarta: Bahtera.
Lubis, Ridwan Yusuf.2012.Bahasa Pengembang Kepribadian. Medan: Universitas Negeri Medan.
Riswani. 2006. Pengembangan Diri dalam Pelayanan Bimbingan Konseling dan Ekstrakurikuler di Sekolah. Jakarta: Erlangga.
Schever dan Lamm. 1998. Kepribadian dalam Berbahasa. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Sharp, Alastair. 2008. Personality and Second Language Learning. China: English Department, Lingnan University.
Tarigan. 1989. Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung : Yrama Widya.
Wojowarsito. 1985. Berbahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Widyatama.

0 comments:

Post a Comment