KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Bahasa Pengembang Kepribadian”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia.
Penulis berharap makalah ini dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar bagi
mahasiswa, yang disajikan dalam makalah ini
hanyalah merupakan garis besar dari materi kuliah Bahasa Indonesia. Untuk
memperluas dan memperdalam wawasan dalam bidang ini, diharapkan
mahasiswa membaca berbagai referensi yang relevan, terutama buku-buku yang dijadikan sebagai acuan dalam penulisan makalah
ini.
Penulis menyadari
bahwa banyak kelemahan yang terdapat pada makalah ini, baik yang menyangkut isi,
pengungkapan, maupun sistematika penulisan. Untuk itu saran serta kritik yang
konstruktif senantiasa penulis harapkan.
Medan, Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bahasa
Pengembangan kepribadian ...........................................................3
2.1.1 Pengertian Bahasa Secara Umum .......................................................3
2.1.2 Pengertian Bahasa ................................................................................6
2.2 Pengertian Kepribadian Dan Pengembangan Kepribadian ....................7
2.3 Hubungan Bahasa Dengan Kepribadian ..................................................9
2.3.1 Bahasa Indonesia
Mengembangkan Kepribadian ............................9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................14
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di dalam keilmuan
dapat dipahami sebagai susunan yang teratur, berpola, membentuk suatu
keseluruhan yang mempunyai makna dan fungsi. Dengan demikian, dapat dipahami
bahwa bahasa memiliki sifat yang teratur, berpola, dan memiliki makna dan
fungsi. Bahasa juga di artikan sebagai : (1) Bahasa itu
Berwujud Lambang Ungkapan (2) Bahasa itu Adalah Bunyi (3) Bahasa Itu Bermakna
(4) Bahasa itu Arbitrer (5) Bahasa itu Unik (6)Bahasa itu Universal (7) Bahasa Itu
Manusiawi (8)Bahasa itu bervariasi (9) Bahasa Itu Dinamis (10) Bahasa Sebagai Alat
Interaksi Sosial (11) Bahasa Sebagai Identitas Diri.
Pada literatur
pendidikan, khususnya psikologi pendidikan, istilah pengembangan diri dapat di
samakan dengan istilah pengembangan kepribadian atau pengembangan jati diri.
Meskipun sebetulnya istilah diri (self)
tidak sepenuhnya identik dengan kepribadian (personality). Istilah
lain dalam bahasa psikologi disebut pula sebagai aku, ego atau self yang merupakan salah satu aspek
sekaligus inti dari kepribadian, yang didalamnya meliputi pola kepercayaan,
sikap, perasaan, dan cita-cita baik yang disadari maupun tidak disadari. Aku yang disadari
oleh individu bisa disebut self picture
( gambaran diri), sedangkan aku yang tidak disadari disebut unconscious
aspect of the self (aku tak sadar).
Perkembangan
kepribadian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik heriditas (pembawaan)
maupun lingkungan (seperti fisik, psikis kebudayaan, spiritual, dan lain-lain).
Perkembangan ini akan menimbulkan perubahan-perubahan kepribadian terutama pada
masa anak-anak dan remaja. Khusus pada remaja, perubahan kepribadian ini akan menjadi masa
yang amat penting dan memberikan dasar bagi masa dewasa karena pada masa ini merupakan saat
berkembangnya identity (jati diri).
1.2
Tujuan
1. Mengetahui pentingnya bahasa Indonesia dalam pengembangan kepribadian
2. Mengetahui fungsi bahasa dalam kehidupan bermasyarakat
3. Mengetahui perkembangan bahasa dalam pembentukan jati diri
4. Mengetahui hubungan antara bahasa dengan kepribadian
5. Mengetahui bagaimana menggunakan bahasa Indonesia dengan baik untuk
mengembangkan perilaku yang baik dan cerdas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahasa
Pengembangan Kepribadian
2.1.1 Pengertian
Bahasa Secara Umum
Di dalam keilmuan dapat dipahami
sebagai susunan yang teratur, berpola, dan memiliki makna dan fungsi.
Sistematis dapat diartikan pula bahwa bahasa itu tersusun menurut suatu pola,
tidak tersusun acak. Oleh karena itu, sebagai sebuah sistem, bahasa juga sistematik
atau sistematis maksudnya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi
juga terdiri atas sub-sub sistem atau sistem bawahan. Disini dapat disebutlah
subsistem sintaksis, subsistem semantik, maka sebuah sistem, bahasa berfungsi
untuk memilah kajian morfologi, fonologi, sintaksis, dan semantik.
1.
Bahasa itu Berwujud Lambang Ungkapan
Lambang tentu sudah
sering kira dengar, semisal ungkapan “merah melambangkan berani dan putih melambangkan
suci”. Di dalam bidang ilmu, istilah lambang berada dalam kajian semiotika atau
semiologi. Bahasa sebagai lambang, terdapat tanda, sinyal, gejala, kode,
indeks, dan ikon. Lambang sendiri sering disamakan dengan simbol. Dengan
demikian, bahasa sebagai lambang artinya memiliki simbol untuk menyampaikan
pesan kepada lawan tutur. Ia berfungsi untuk menegaskan bahasa yang hendak
disampaikan.
2.
Bahasa itu Bunyi
Kata bunyi berbeda
dengan kata suara. Menurut Kridalaksana ( 1981:27) bunyi adalah
pesan dari pusat saraf sebagai akibat dari gendang telinga yang bereaksi karena
perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Oleh karena itu, banyak ahli
menyatakan bahwa yang disebut bahasa itu adalah sifatnya primer, dapat
diucapkan dan menghasilkan bunyi. Dengan demikian, bahasa tulis adalah bahasa sekunder
yang sifatnya berupa rekaman dan bahasa lisan, yang apabila dibacakan/dihafalkan
tetap melahirkan bunyi juga. Sebagai bunyi, bahasa berfungsi untuk menyampaikan
pesan lambang dari kebahasaan sebagaimana disebutkan di atas bahwa bahasa juga
bersifat lambang.
3.
Bahasa itu Bermakna
Bahasa sebagai
suatu hal yang bermakna erat kaitannya dengan sistem lambang bunyi. Oleh sebab itu,
bahasa dilambangkan dengan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau
suatu pikiran yang hendak disampaikan melalui wujud bunyi bahasa yang bermakna itu,
dalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frasa,
klausa, kalimat, dan wacana.
4.
Bahasa itu Arbiter
Arbiter dapat diartikan
“sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap,mana suka”. Arbiter diartikan pula
dengan tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan
konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Hal ini berfungsi
untuk memudahkan orang dalam melakukan tindakan kebahasaan.
5.
Bahasa itu Unik
Bahasa dikatakan
memiliki sifat yang unik karena setiap bahasa memiliki ciri khas sendiri yang
dimungkinkan tidak dimiliki oleh bahasa yang
lain. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata. Sistem
pembentukan kalimat dan sistem-sistem lainnya. Di antara keunikan
yang dimiliki bahasa bahwa tekanan kata bersifat morfemis, melainkan sintaksis.
Bahasa bersifat unik berfungsi untuk membedakan antara bahasa yang satu dengan
yang lainnya.
6.
Bahasa itu Universal
Selain unik dengan ciri-ciri
khas sendiri, setiap bahasa juga dimungkinkan memiliki ciri yang sama untuk
beberapa kategori. Hal ini bisa dilihat pada fungsi dan beberapa sifat bahasa karena
bahasa itu bersifat ujaran, ciri yang paling umum setiap bahasa itu memiliki vokal
dan konsonan. Namun, beberapa vokal dan konsonan pada setiap bahasa tidak
selamanya menjadi persoalan keunikan. Bahasa Indonesia misalnya, memiliki 6
buah vokal dan 22 konsonan, tetapi bahasa Arab memiliki 3 buah vokal pendek, 3
buah vokal panjang, serta 28 konsonan (Al Khuli,1982:321). Oleh
sifatnya yang universal, bahasa memiliki fungsi yang sangat umum dan menyeluruh
dalam tindakan komunikasi.
7.
Bahasa itu Manusiawi
Bahasa yang
manusiawi adalah bahasa yang lahir alami oleh manusia penutur bahasa yang
dimaksud. Hal ini karena pada binatang belum tentu ada bahasa meskipun binatang
dapat berkomunikasi. Sifat ini memiliki fungsi sebagai citra bahasa yang sangat
baik dalam komunikasi.
8.
Bahasa itu Bervariasi
Pada masyarakat bahasa pasti memiliki variasi atau
ragam dalam bertutur. Bahasa Aceh misalnya, antara penutur bahasa Aceh bagi
masyarakat Acah Barat dengan masyarakat Aceh di Aceh Utara memiliki variasi.
Variasi bahasa dapat terjadi secara idiolek, sosiolek, dan fungsional.
9.
Bahasa itu Dinamis
Hampir di setiap
tindakan manusia selalu menggunakan bahasa. Bahkan dalam bermimpi pun,
menggunakan bahasa. Oleh karena setiap tindakan manusa sering berubah-ubah,
sering perubahan zaman yang diikuti oleh perubahan pola pikir manusia, bahasa
yang digunakan pun kerap memiliki perubahan. Hal inilah yang dimaksud dengan
dinamis. Dengan kata lain, bahasa tidak statis, tetapi akan terus berubah
mengikuti kebutuhan dan tuntutan pemakai bahasa.
10.
Bahasa sebagai Alat Interaksi
Sosial
Bahasa sebagai alat
interaksi sosial sangat jelas fungsinya, yakni dalam interaksi, manusia memang
tidak dapat terlepas dari bahasa, seperti dijelaskan di atas, hampir di setiap
tindakan manusia tidak terlepas dari bahasa, maka salah satu hakikat bahasa
alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
11.
Bahasa sebagai Identitas
Diri
Bahasa juga dapat
menjadi identitas diri pengguna bahasa tersebut. Hal ini disebabkan bahasa juga
menjadi cerminan dari sikap seseorang dalam berinteraksi. Sebagai identitas
diri, bahasa akan menjadi penunjuk karakter pemakai bahasa tersebut.
Sementara itu,
Brown dan Yule (1996:1) berpendapat bahwa bahasa itu dapat berfungsi sebagai
pengungkapan isi yang diekspresikan menjadi fungsi transaksional sebagai
pengungkapan hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi yang dideskripsikan
menjadi fungsi interaksional.
2.1.2 Pengertian
Bahasa
Pengertiaan bahasa telah dirumuskan
para pakar bahasa, yaitu :
Pengertian Bahasa Menurut Para
Ahli :
1.
Menurut Keraf dan Smarapradhipa
(2008: 12), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama, menyatakan
bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua bahasa adalah sistem komunikasi
yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbiter.
2.
Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa.
Pertama bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk
sistem generatif.
3.
Harimurti Kridalaksana (1981:17) berpengertian bahwa bahasa adalah sistem
lambang yang mempunyai bunyi arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial
untuk bekerjasama dalam berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
4.
Wojowarsito (1985:5) berpengertian
bahwa bahasa adalah alat manusia mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman yang terdiri dari lambang-lambang bahasa.
2.2 Pengertian Kepribadian dan Pengembangan Kepribadian
a)
Menurut Horton (1982:20)
Kepribadian adalah
keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan tempramen seseorang. Sikap
perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan
seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai
kecenderungan prilaku yang baku, atau pola konsisten, sehingga menjadi ciri
khas pribadi.
b)
Menurut Schever dan Lamm (1998:9)
Mendefinisikan
kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan
perilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar
atau baku, sehingga kalau dikatakan pola sikap, maka sikap itu sudah
baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam
menghadapi situasi yang dihadapi.
c) Menurut Alastair Sharp (2008:18)
Personality theory assumes that everyone is different and
that individuals are characterized by a unique and basically unchanging pattern
of traits, dispositions or temperaments (teori kepribadian diasumsikan bahwa setiap orang
memiliki perbedaan yang ditandai oleh sifat yang unik dan tidak berubah-ubah).
Banyak
teori kepribadian muncul dari observasi dan intropeksi mendalam dari para
pemikir. Sebagai contoh, Sigmund Freud menghabiskan banyak waktu menganalisis
mimpi-mimpinya sendiri, yang mengungkapkan padanya betapa besar konflik dan
dorongan yang tersembunyi dalam mimpi itu.
Dia pertama kali menyadari kekuatan dorongan seksual yang terepresi dalam pasien-pasiennya,
dan ia kemudian mengembangkan ide ini menjadi sebuah teori komprehensif mengenai jiwa manusia.
Hal ini adalah pendekatan deduktif terhadap kepribadian.
Kedua, beberapa teori kepribadian
muncul dari penelitian empiris dan sistematis. Kita dapat mengumpulkan banyak
data sistematis dari banyak orang yang terus memperbaiki kesimpulan kita ketika
data yang baru yang terkumpul. Ini adalah pendekatan induktif mengenai
kepribadian karena konsep yang dikembangkan berasal dari data observasi.
Sumber ketiga dari teori kepribadian
melibatkan analogi dan konsep yang diperoleh dari disiplin ilmu yang terkait. Istilah
kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality. Kata personality
berasal dari bahasa Latin personal yang artinya topeng atau kedok. Secara
terminologis, personality adalah
kualitas perilaku individu yang tampak dalam melalukan penyesuaian dirinya
terhadap lingkungan secara unik. Personality
merupakan sistem yang dinamis dari sifat, sikap, dan kebiasaan yang
menghasilkan tingkat konsistensi respon individu yang beragam.
Allport (1989: 3)
mengatakan bahwa kepribadian adalah suatu organisasi psikofisik yang dinamis
dalam diri individu, yang menentukan tingkah laku yang khas (unik) dari orang
tersebut.
Cattell (1996: 6) mengatakan bahwa
kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan kita untuk meramalkan apa yang
akan dilakukan oleh seseorang dalam situasi tertentu.
Alder (1992: 6) mengatakan bahwa
kepribadian adalah gaya hidup individu atau cara yang khas dari individu
tersebut dalam memberikan respon dalam masalah-masalah hidup.
Chaplin(2000: 4) mengatakan bahwa
kepribadian adalah integrasi dari sifat-sifat tertentu yang dapat diselidiki
dan dijabarkan untuk menyatakan kualitas yang unik dari individu.
Di dalam Personality Development Through Positive Thingking, Amit Abraham (2004:16) mendefinisikan kepribadian adalah pola-pola
pemikiran, perasaaan, dan perilaku yang tertanam dalam-dalam dan relatif
permanen.
Nita E (1995:13) mengartikan jati
diri (kepribadian) sebagai pengorganisasian alat pengaturan dorongan-dorongan,
kemampuan-kemampuan, dan keyakinan-keyakinan ke dalam citra diri secara
konsisten yang meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan baik
menyangkut pekerjaan, orientasi sesuatu dari filsafat hidup.
2.3 Hubungan Bahasa dengan Kepribadian
2.3.1 Bahasa Indonesia Mengembangkan Kepribadian
1. Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Persatuan
Sumpah pemuda 28 Oktober 1982
menyatakan “ Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu – tanah
air Indonesia. Kami putra putri Indonesia berbangsa satu – bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia “. Sumpah ini membuktikan bahwa pengakuan bertanah air satu,
berbangsa satu Indonesia dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia, memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengembangkan kepribadian
bangsa. Fungsi tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia
senantiasa berpribadian, prilaku dan berbudi bahasa khas Indonesia. Kini bahasa
Indonesia berfungsi efektif sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
2. Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Negara
Pengalaman berbahasa dalam
mengembangkan kepribadian bangsa Indonesia ini kemudian dikukuhkan kedudukannya
dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa bahasa negara adalah
bahasa Indonesia. Penegasan ini menunjukkan kedudukan dan fungsi yang bersifat
formal dalam kegiatan kenegaraan. Selain itu, bahasa Indonesia
juga digunakan sebagai bahasa nasional dalam berbagai komunikasi yang bersifat
nasional, kedinasan, dan kegiatan nasional dalam lembaga pemerintah maupun
nonpemerintah.
Pengembang selanjutnya membuktikan
secara meyakinkan bahwa sejak proklamasi setiap komunikasi nonformal,
masyarakat dan bangsa Indonesia senantiasa menggunakan bahasa Indonesia. Hal
ini membuktikan bahwa pemakaian bahasa Indonesia telah berakar pada seluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Fungsi ini menjadi simbol nasional, negara,
semangat untuk bersatu dan kepribadian.
Sebagai mata kuliah pengembang
kepribadian bahasa Indonesia bertujuan agar mahasiswa dapat memahami konsep
penulisan ilmiah dan mampu menerapkannya dalam penulisan karya ilmiah. Untuk itu
mahasiswa dibekali berbagai keterampilan kognitif, psikomotorik, dan afektif
yang terkait dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang
sekaligus dapat mengembangkan kecerdasan, karakter dan kepribadiannya.
Kecerdasan yang didukung oleh
kepribadian dan moral yang tinggi memungkinkan setiap orang senantiasa menggali
potensi yang ada disekitarnya dan mengembangkannya menjadi kreativitas yang
baru.
Untuk mewujudkan
kecerdasan dan kepribadian tersebut, mahasiswa dibekali keterampilan yang
secara alami diawali dengan pemahaman fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi
dalam berbagai ragam kebahasaan. Selanjutnya, mahasiswa dibekali keterampilan
bagaimana mendapatkan ide ilmiah, mengorganisasikannya dengan kerangka karangan
sebagai kerangka berfikir dan mengekspresikannya dengan ejaan yang benar,
pilihan kata yang tepat, kalimat yang efektif dan paragraf yang benar dalam
sebuah karangan.
Sejak didengungkan globalisasi
informal awal 2000-an, yang didukung berbagai peralatan komunikasi yang sangat
efektif dalam berbagai aktivitas masyarakat dunia, fungsi bahasa Indonesia
sebagai sarana pengembangan kepribadian mulai menghadapi tantangan dari berbagai
bahasa dunia terutama bahasa internasional yang digunakan oleh
berbagai bangsa. Tantangan ini harus dihadapi dengan membenahi sistem pengajaran bahasa
Indonesia, baik tingkat kedalaman maupun tingkat keluasannya. Fungsi bahasa
Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian diarahkan kepada
kompetensi berbahasa baku dengan baik dan benar secara tulis lisan. Fungsi ini
mencakup berbagai aspek, yaitu:
1.
Mengembangkan kemampuan/kompetensi berkomunikasi ilmiah
2.
Mengembangkan kemampuan akademis
3.
Mengembangkan berbagai sikap, seperti sikap ilmiah,
paradigmatik dalam mengembangkan pola-pola berpikir dan sikap terpelajar.
4.
Mengembangkan kecerdasan bangsa
5.
Mengembangkan kepribadian terutama dalam menciptakan
kreativitas baru yang terkait dengan pengalaman, pengetahuan, potensi, dan situasi
baru yang dihadapi serta kemampuan mengekspresikannya.
6.
Mengembangkan kemampuan sebagai lambang bangsa dan
bernegara.
3. Visi dan Misi bahasa Indonesia Pengembang
Kepribadian
Visi menjadikan
bahasa Indonesia sebagai salah satu sarana pengembangan kepribadian insan
terpelajar yang mahir dalam berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan satuan
misi:
1.
Membina mahasiswa bangga berbahasa Indonesia dalam berbagai
forum yang bertanggung jawab untuk memeliharanya dengan sungguh-sungguh.
2.
Memotivasi mahasiswa merefleksikan nilai-nilai budaya
melalui bahasa persatuannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Membina pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi
semakin berkualitas sesuai dengan tuntutan mahasiswa.
4.
Mengupayakan kemahiran berbahasa Indonesia melalui
pembelajaran yang berkualitas dalam menggunakan bahasa Indonesia dan
mengaplikasikan nya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya dengan rasa tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia dan warga
dunia.
4.
Kepribadian yang Baik dan Cerdas
Kepribadian yang baik dapat
diartikan bahwa perilakunya dapat diterima oleh orang lain. Semakin
luas lingkungan masyarakat yang menerima kebaikannya dapat diartikan bahwa
kebaikan pribadinya semakin sempurna.
Kepribadian yang
cerdas adalah kemampuan memanfaatkan potensi diri (pendidikan, pengalaman,
pengetahuan, keahlian, keterampilan), potensi masyarakat, potensi alam, potensi
situasi terkini. Kepribadian yang cerdas senantiasa dapat memanfaatkan berbagai
situasi untuk menghasilkan kreativitas baru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bahasa adalah alat komunikasi berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia untuk mengungkapkan perasaan, pikiran
dan pengalaman antar anggota masyarakat dan juga sebagai sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal
(bunyi ujaran).
Perkembangan
kepribadian sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik heriditas (pembawaan)
maupun lingkungan (seperti fisik, psikis, kebudayaan,
spiritual, dan lain-lain). Perkembangan ini akan menimbulkan perubahan
kepribadian, terutama pada masa anak-anak dan remaja. Khusus pada remaja,
perubahan kepribadian ini akan menjadi masa yang amat penting dan memberikan
dasar bagi masa dewasa karena pada masa ini merupakan saat berkembangnya identitas jati diri, karena kepribadian adalah pola
pemikiran, perasaan, perilaku, dan kualitas yang unik dari individu.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Amit.
2004. Personality Development Through
Positive Thingking. Jakarta : Pustaka Widyatama.
Alder. 1992. Kepribadian dan Bahasa. Bandung
: Refika Aditama.
Allport. 1989. Pengembang Kepribadian. Jakarta
: Erlangga.
Barus, Sanggup dkk. 2012. Bahasa Indonesia Pengembang Kepribadian. Medan: Universitas Negeri Medan.
Brown dan Yule. 1996. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Cattell. 1996. Bahasa sebagai Pengembang
Kepribadian. Bandung : Kaifa.
Chaplin. 2000. Bahasa Indonesia. Jakarta :
Gema Insani.
E, Nita. Jati Diri dalam Pengembang Kepribadian. Jakarta : Pusat Bahasa
Depdiknas.
Hs, Widjono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Perguruan
Tinggi). Jakarta :Gramedia.
Horton. 1982. Bahasa sebagai Pengembang
Kepribadian Manusia. Jakarta : Kompas.
Keraf dan Smarapradhipa. 2008. Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia. Jakarta : PT Balai Pustaka.
Khuli, Al. 1982. Bahasa
Indonesia.Jakarta : Erlangga.
Kridalaksana,
H. 1981. Bahasa Indonesia Baku. Jilid ke-2. Jakarta: Bahtera.
Lubis, Ridwan Yusuf.2012.Bahasa Pengembang Kepribadian. Medan:
Universitas Negeri Medan.
Riswani. 2006. Pengembangan Diri
dalam Pelayanan Bimbingan Konseling dan Ekstrakurikuler di Sekolah.
Jakarta: Erlangga.
Schever dan Lamm. 1998. Kepribadian dalam Berbahasa.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Sharp, Alastair. 2008. Personality and Second Language Learning.
China: English Department, Lingnan University.
Tarigan. 1989. Cermat
Berbahasa Indonesia. Bandung : Yrama Widya.
Wojowarsito. 1985. Berbahasa Indonesia.
Jakarta : Pustaka Widyatama.
http://marskrip.blogspot.com/2009/12/pengembang-bahasa-secara-umum.html
http://putra-tatiratu.blogspot.com/2008/06/pengertian-kepribadian-bahasa-secara-umum.html
http://putra-tatiratu.blogspot.com/2008/06/pengertian-kepribadian-bahasa-secara-umum.html
0 comments:
Post a Comment