KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Bahasa Indonesia yang membahas
mengenai Penulisan Karya
Ilmiah. Makalah ini merupakan tugas yang
diberikan dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
yaitu Ibu Muharrina Harahap untuk mahasiswanya dengan tujuan agar
mahasiswa dapat menjelaskan dan mengetahui
penulisan karya
ilmiah.
Materi
yang disajikan dalam makalah ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran dalam penyempurnaan makalah pada
masa yang akan datang. Demikian
makalah ini ditulis apabila terdapat kesalahan pada penulisannya baik disengaja
maupun tidak, penulis mohon maaf.
Medan, Mei 2013
Penulis,
Kelompok IX
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah ................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Masalah ....................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Karya Ilmiah ......................................................................... 3
2.2 Ciri-ciri
Karangan Ilmiah......................................................................... 4
2.3 Jenis-jenis
Karangan Ilmiah..................................................................... 5
2.4 Sistematika
Penulisan Karangan Ilmiah................................................... 7
2.5 Karakteristik
Karangan Ilmiah................................................................. 9
2.6 Pemilihan Topik ...................................................................................... 11
2.7 Pembatasan Topik ................................................................................... 14
2.8 Penentuan Judul ...................................................................................... 17
2.9 Perumusan Tema...................................................................................... 19
2.10
Pengumpulan Bahan.............................................................................. 18
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
............................................................................................. 22
3.2 Saran
....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di perguruan tinggi pada umumnya kedudukan karya tulis ilmiah sangat
penting dan merupakan bagian dari tuntutan formal akademik. Dilihat dari
jenisnya, karya tulis ilmiah terdiri atas makalah, laporan bab atau laporan
buku, skripsi, tesis dan disertasi.
Sebagai bagian dari tugas-tugas perkuliahan, karya tulis ilmiah dalam bentuk
makalah dan laporan buku atau
laporan bab merupakan bagian dari
sistem SKS [satuan kredit semester], yaitu merupakan komponen tugas-tugas berstruktur
yang harus dipenuhi oleh para mahasiswa di luar
kegiatan perkuliahan dalam kelas.
Karangan ilmiah yang paling banyak dikenal adalah makalah, skripsi, tesis
dan disertasi. Sedangkan yang paling populer dan paling banyak dipakai di antara karya ilmiah yang lainnya adalah
makalah. Karya ilmiah jenis ini banyak dibuat mahasiswa atau siswa sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi tugas-tugas yang dibebankan oleh pengajar.
Oleh karena itu, akan lebih baik karangan ilmiah berupa makalah itu dibuat jika
memenuhi ketentuan suatu
karya ilmiah sehingga tampak keilmiahannya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan
masalahnya adalah:
1.
Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?
2.
Bagaimana ciri-ciri suatu karangan disebut karya
ilmiah?
3.
Bagaimana fungsi karangan dalam rangkaian
kegiatan ilmiah?
4. Bagaimana pemilihan topik dalam karya ilmiah?
5. Bagaimana pembatasan topik dalam karya ilmiah?
6. Bagaimana penentuan judul dalam karya ilmiah?
7. Bagaimana permusan tema dalam karya ilmiah?
8. Bagaimana pengumpulan bahan dalam karya ilmiah?
1.3 Tujuan
Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui pengertian karya ilmiah.
2.
Dapat menjelaskan ciri-ciri suatu karangan yang
disebut karya ilmiah.
3.
Mengetahui dan menjelaskan fungsi karangan dalam
rangkaian kegiatan ilmiah.
4.
Untuk mengetahui pemilihan topik dalam penulisan karya
ilmiah.
5.
Untuk mengetahui pembatasan topik dalam karya ilmiah.
6.
Untuk mengetahui penentuan judul dalam karya ilmiah.
7.
Untuk mengetahui permusan tema dalam karya ilmiah.
8.
Untuk mengetahui pengumpulan bahan dalam karya ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Karya Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan atau tulisan yang disusun dengan metode
ilmiah, yakni metode yang didasarkan cara berpikir yang sistematis dan logis.
Masalah-masalah yang disajikan di dalamnya adalah masalah-masalah yang objektif dan faktual.
Keobjektifan dan kefaktualan suatu masalah turut ditentukan oleh topik masalah.
Danial (2001:4) mengemukakan bahwa karya ilmiah adalah
berbagai macam tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok dengan
menggunakan tata cara ilmiah. Menurut Djuroto dan Bambang (2003:12-13)
mengemukakan bahwa karya ilmiah adalah menguraikan karya tulis sebagai suatu
tulisan yang membahas suatu masalah, pembahasan masalah tersebut dilakukan
berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data dari suatu penelitian
baik penelitian lapangan, laboratorium atau studi pustaka.
Menurut Brotowijoyo dalam Arifin (
1985:8-9 ) mengemukakan bahwa karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Jadi, dapat disimpulkan karya ilmiah adalah karya tulis yang
disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
Karangan ilmiah mengutamakan aspek rasionalitas dalam pembahasannya. Untuk
membuktikannya diperlukan objektivitas dan kelengkapan serta tingkat kebenaran yang tidak terbantahkan atas data. Karangan ilmiah harus bersifat impersonal berbeda dengan sebuah novel
yang pengarangnya bisa ber-Aku,
Kamu dan Dia. Kata ganti yang digunakan dalam karangan ilmiah harus bersifat
universal, yakni “ilmuwan”, bukan “saya”. Selain itu, kalimat yang disarankan
adalah kalimat pasif.
Karangan ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya. Oleh karena
itu, penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda harus dihindari. Makna
yang terkandung di dalam kata atau istilah juga harus diungkapkan secara
eksplisit untuk mencegah timbulnya pemberian makna yang berbeda dan untuk menyamakan persepsi antara penulis
dan pembaca.
Karangan ilmiah juga mensyaratkan ketetapan dan kepastian makna.
Dengan kata lain, bahasa yang digunakan harus reproduktif. Artinya, bila
penulis menyampaikan informasi berupa x, pembaca harus menerima informasi itu
berupa x pula. Informasi x yang dibaca harus merupakan reproduksi yang
benar-benar sama dari informasi x yang ditulis.
2.2 Ciri-ciri Karangan Ilmiah
Berdasarkan uraian di atas,
ciri-ciri karangan ilmiah dirumuskan sebagai berikut.
1.
Masalah diungkapkan dan dipecahkan secara ilmiah
atau dengan metode keilmuan. Metode keilmuan mengutamakan kelogisan, fakta,
atau kenyataan yang terpercaya, serta analisis yang objektif.
2.
Pendapat-pendapat yang dikemukakan berdasarkan
fakta, bukan imajinasi, perasaan, atau pendapat yang bersifat subjektif.
3.
Tulisan disusun secara sistematis dan logis yang
ditandai oleh hubungan antar bagian
tulisan yang pada akhirnya membentuk kesatuan (kohesif) dan kepaduan (koheren).
4.
Ragam bahasa yang digunakan bersifat lugas.
Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a.
menggunakan
kalimat secara efektif;
b.
menghindari
kalimat yang bermakna ambigu (bermakna ganda);
c.
menghindari
penggunaan kata konotatif.
2.3 Jenis-jenis Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah tidak selalu identik
dengan karangan hasil penelitian. Karangan hasil penelitian hanyalah salah satu
jenis karangan ilmiah. Apabila kita rujuk kepada pengertian dan ciri-ciri di atas, akan ada banyak
jenis karya tulis atau karangan yang dapat digolongkan ke dalam karangan ilmiah. Namun, secara umum
karangan ilmiah terbagi menjadi jenis-jenis berikut.
2.3.1 Laporan
Laporan
adalah suatu cara berkomunikasi dari penulis untuk menyampaikan hal-hal
penting kepada seseorang atau suatu badan hukum sehubungan dengan tugas yang
dibebankan kepadanya. Pembuatan laporan sangat diperlukan, terutama dalam
kaitannya dengan penyusunan kebijakan-kebijakan, seperti kebijkan untuk:
a.
mengatasi
suatu masalah;
b.
mengambil
putusan yang lebih efektif;
c.
mengetahui
kemajuan dan perkembangan suatu masalah;
d.
mengadakan
pengawasan dan perbaikan;
e.
menemukan
teknik-teknik baru.
Menurut isinya, sebuah laporan dapat berupa laporan buku, laporan
wawancara, laporan diskusi, laporan perjalanan, laporan pengamatan, laporan
peristiwa, dan laporan penelitian.
2.3.2 Makalah
Makalah
adalah karangan ilmiah yang membahas suatu persoalan beserta pemecahan
berdasarkan kajian literatur dan/atau kajian lapangan. Makalah biasanya disusun
untuk pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti simposium, seminar, atau lokakarya. Makalah sering pula disebut paper, yakni tugas tertulis pada suatu
mata perkuliahan/pelajaran yang penyusunannya bisa berupa hasil kajian terhadap
buku dan permasalahan dalam suatu perkuliahan atau lapangan. Selain itu,
dikenal pula istilah kertas kerja,
yakni jenis makalah yang disusun dan dipresentasikan oleh seorang pejabat dalam
suatu pertemuan.
Pada surat kabar atau majalah sering pula dijumpai karangan yang
sejenis dengan makalah, yaitu artikel. Artikel merupakan karangan faktual yang
membahas suatu persoalan, misalnya seni, budaya, dan pariwisata dengan
menyampaikan gagasan dan
fakta untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur.
2.3.3 Skripsi
Skripsi adalah karangan ilmiah
yang disusun oleh mahasiswa S1 untuk menyelesaikan pendidikannya. Skripsi
merupakan bukti kemampuan akademis
seorang mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan pemecahan masalah
yang sesuai dengan bidang studinya. Skripsi berisikan hasil penelitian yang
diolah, dianalisis, dan disimpulkan sesuai dengan tujuan penulisan.
2.3.4 Tesis
Tesis adalah karangan ilmiah
yang ditulis mahasiswa S2 untuk memperoleh gelar master atau magister. Dibanding
skripsi, tesis memiliki taraf keilmiahan yang lebih tinggi. Hal itu disebabkan
oleh penulisannya yang lebih teliti dan mendalam, baik dari segi permasalahan,
kajian teoretis, maupun
pembahasannya. Oleh karena itu, pernyataan, pendapat, atau teori yang dikemukakan
harus didukung argumen yang kuat.
2.3.5 Disertasi
Disertasi adalah karangan
ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa
S3 untuk memperoleh gelar doktor. Doktor adalah gelar akademis tertinggi yang
diberikan oleh suatu perguruan tinggi. Dibandingkan skripsi dan tesis, disertasi
memiliki tingkat keilmiahan yang lebih berbobot karena permasalahan yang dikaji
lebih kompleks, mendalam, problematik, dan komprehensif.
2.4 Sistematika Penulisan Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Secara
umum, bentuk penyajian karangan ilmiah terbagi menjadi tiga bentuk.
2.4.1 Bentuk Populer
Karangan ilmiah dengan bentuk ini sering disebut karangan populer.
Istilah populer digunakan untuk
menyatakan topik yang akrab, menyenangkan bagi populus (rakyat) atau orang yang kebanyakan karena gayanya yang
menarik dan bahasanya yang mudah dipahami. Bentuknya manasuka, misalnya surat
atau esai. Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Umumnya, karangan ilmiah
populer dijumpai dalam media massa, seperti koran atau majalah.
2.4.2 Bentuk Semiformal
Secara garis
besar, karangan ilmiah berbentuk semiformal dan terdiri atas :
a.
halaman
judul;
b.
kata
pengantar;
c.
daftar
isi;
d.
pendahuluan;
e.
pembahasan;
f.
simpulan;
g.
daftar
pustaka.
Karangan ilmiah semacam itu umumnya digunakan dalam berbagai jenis
laporan dan makalah.
2.4.3 Bentuk Formal
Karangan ilmiah berbentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan
akademis secara lengkap. Unsur-unsur tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
judul;
b.
tim
pembimbing;
c.
kata
pengantar;
d.
abstrak;
e.
daftar
isi;
f.
bab
pendahuluan;
g.
bab
telaah kepustakaan/kerangka teoretis;
h.
bab
metode penelitian;
i.
bab
pembahasan hasil penelitian;
j.
bab
simpulan dan rekomendasi;
k.
daftar
pustaka;
l.
lampiran-lampiran;
m.
riwayat
hidup.
2.5.1
Karakteristik Karya Ilmiah
Beberapa karakteristik karya ilmiah sebagai berikut.
2.5.2
Mengacu Kepada Teori
Artinya karangan ilmiah wajib
memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan
berpikir/kerangka pemikiran/acuan dalam pembahasan masalah.
Fungsi teori :
a.
tolok ukur pembahasan dan penjawaban
persoalan;
b.
dijadikan data
sekunder/data penunjang (data utama atau fakta);
c.
digunakan untuk
menjelaskan, menerangkan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala;
d.
digunakan untuk
mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
2.5.2 Berdasarkan Fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya,
sebenarnya dan konkret. Penelitian harus sesuai dengan realitas yang didukung
dengan data yang lebih valid untuk memberikan keakuratan dari fenomena yang
akan diteliti. Fakta yang dimaksud adalah kejadian yang memiliki bukti bukan
hanya secara abstrak atau argumentatif.
2.5.3 Logis
Artinya setiap keterangan dalam kerangka
ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki dan diusut alasan-alasannya,
rasional, dan dapat diterima akal. Logika
merupakan penalaran terhadap kejelasan analogi yang sistematis. Sehingga sebuah
penelitian itu dapat dipertanggungjawabkan melalui argumentasi yang memiliki
refleksi terhadap fakta konkritnya.
2.5.4 Objektif
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak
pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi
oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan. Selain itu, penyajian data penelitian harus lebih menjurus dan memiliki detaillisasi
yang lebih mengarah kepada kajian penelitian.
2.5.5 Sistematis
Baik penulisan/penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan
secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang
berlaku, terurut, dan tertib. Tujuannya untuk memudahkan dan mempercepat
interpretasi pembaca untuk memahami dan mendeskripsikan secara universal karya ilmiah tersebut.
2.5.6 Sahih/Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar
menurut aturan ilmiah yang berlaku. Data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran, sumber, dan keakuratan data.
2.5.7 Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan
sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan
pertanyaan dan keraguan-raguan dalam benak pembaca. Kata dan kalimat yang digunakan
sederhana, tanpa basa-basi, tidak mengandung makna ganda, dan tidak memberi
kemungkinan salah tafsir. Selain itu bahasa yang digunakan memperlihatkan
secara jelas unsur-unsur kalimatnya, seperti subjek, predikat, objek, dan
keterangan atau pelengkap.
2.5.8 Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara
cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa
pun kecilnya. Hal ini sangat
menentukan bagi efektifitas waktu dan keuletan dalam proses penelitian
2.5.9 Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan tuntas, pokok
masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas. Bekerja tidak setengah-setengah dan mampu mengorganisasikan bagian-bagian
usaha secara terpadu dari awal sampai akhir untuk mencapai hasil maksimal.
2.5.10 Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa
yamg dijadikan tolok ukur /
standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa. Bahasa baku merupakan bahasa standar,
bahasa yang dijadikan patokan, bahasa yang baik dan benar.
2.5.11 Penulisan Sesuai Dengan Aturan Standar (Nasional
/ Internasional)
Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga
tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan. Sistematika penulisan harus memiliki
mekanisme secara formal dan memiliki legalisasi penulisan.
2.6 Pemilihan Topik
Topik adalah
pokok pembicaraan dalam keseluruhan tulisan yang digarap. Topik harus
ditentukan sebelum mulai menulis sebab
aktivitas menulis tidak mungkin dilakukan tanpa topik. Oleh karena itu,
kegiatan pertama yang harus dilakukan pada tahap prapenulisan ialah memilih topik.
Di dalam memilih topik karya ilmiah harus dipertimbangkan
hal-hal berikut:
1.
Topik harus bermanfaat
dan layak dibahas. Bermanfaat berarti bahwa pembahasan topik itu akan
memberi sumbangan bagi pengembangan ilmu dan profesi. Lalu layak dibahas
berarti bahwa topik itu memang memerlukan pembahasan dan sesuai dengan bidang
yang ditekuni, misalnya: pelestarian sumber daya perairan, angkutan laut,
pemakaian pupuk buatan dan sebagainya. Tetapi topik jumlah provinsi di
Indonesia dan
topik lainnya yang mempunyai sifat yang serupa dinilai tidak layak dibahas.
2.
Topik cukup menarik, terutama bagi penulis, topik yang
demikian dapat memotivasi penulis berusaha secara kontinu mencari data yang
berguna dalam membahas masalah yang dihadapi dan memotivasi penulis
menyelesaikan karya ilmiah secara baik. Bagi pembaca, topik yang demikian
mengandung minat untuk membacanya.
3. Topik
dikenal baik. Ini berarti topik yang dipilih, harus topik yang dikuasai atau
diketahui penulis sendiri. Sekurang-kurangnya prinsip - prinsip ilmiahnya
dikuasai penulis serba sedikit.
4. Bahan
yang diperlukan untuk pembicaraan topik
itu, dapat diperoleh dan cukup memadai. Artinya sumber-sumber bahan yang
relevan dan memadai dapat diperoleh, baik dari perpustakaan pribadi penulis
maupun dari perpustakaan yang ada di daerah atau di kota penulis.
5. Tidak
terlalu luas dan sempit. Topik yang terlalu seperti laut, pendidikan,
pelayaran, tidak memberi
kesempatan kepada penulis untuk membahasnya secara mendalam. Apalagi jika
panjang karya ilmiah dibatasi (misalnya, oleh panitia seminar). Sebaliknya,
bila topik terlalu sempit, maka sifatnya terlalu khusus, tidak dapat
digeneralisasi, sehingga tidak banyak gunanya bagi pengembangan ilmu, misalnya
kesulitan penulis surat klaim yang dialami pegawai PT Djakarta Lloyd Cabang
Medan-Belawan.
Beberapa pertimbangan yang
bisa memudahkan dalam memilih topik agar tidak bimbang dan diombang-ambing oleh
diri sendiri.
1.
Ukur pengetahuan Anda dalam bidang tertentu dan yakini.
2.
Yakin bahwa topik yang diambil akan berkelanjutan, tidak mundur dan
membatalkan topik yang diambil.
3.
Pemilihan topik dibarengi dengan kemudahan akses data yang dibutuhkan
guna menunjang penelitian.
4.
Yakin bahwa topik yang dipilih akan diterima oleh pembimbing.
5.
Yakin bahwa waktu yang dimiliki cukup untuk membuat dan mengumpulkan data
penelitian.
6.
Yakin bahwa apapun hambatan yang akan ditemui, Anda sanggup
menyelesaikannya.
7.
Yakin bahwa topik yang dipilih adalah yang disukai atau bagi yang suka
tantangan, yakin bahwa topik yang diambil memiliki tantangan.
2.7 Pembatasan
Topik
Topik yang
terlalu umum atau luas, yang tidak sesuai dengan kemampuan penulis untuk
membicarakannya, dapat dibatasi ruang lingkupnya. Hal ini dilakukan agar
penulis tidak hanyut dalam suatu persoalan yang tidak habis-habisnya dan dapat
menulis dengan suatu tujuan khusus. Topik yang cukup terbatas untuk dibahas,
misalnya penanganan dan pencegahan klaim pada PT Djakarta Lloyd Cabang Medan-Belawan,
pembudidayaan kerang mutiara di Maluku Selatan dan sebagainya. Proses
pembatasan topik ini dapat dipermudah dengan cara membuat diagram jam, diagram
pohon atau dengan cara membuat piramid terbalik.
Dengan cara
membuat diagram jam, topik diletakkan dalam sebuah lingkaran. Dari topik itu
diturunkan beberapa topik yang lebih sempit. Perhatikan gambar dibawah ini:
Ilmu kelautan
Lautan
Pasifik Lautan
sebagai Sumber Energy Masa
Depan
Lautan
Atlantik Kekayaan di Laut
Laut
Teritorial Indonesia ingin
dibicarakan Laut di Indonesia
Laut
Sebagai Lapangan Kerja Kehidupan
dalam Laut
Peranan Laut dalam Hubungan Antarbangsa Kandungan
Kima Air Laut
Riwayat Laut
Melalui diagram
ini, dapat diperoleh paling sedikit dua belas topik yang relatif terbatas dari
laut. Kedua belas topik itu dapat dibatasi lebih lanjut dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang akan mempersempit dan mengarahkan pembatasan.
Misalnya topik yang ingin dibicarakan ialah kekayaan di laut. Kekayaan dilaut
mana? Di wilayah Indonesia? Kekayaan jenis mana yang akan dibahas? Aspek apa
yang akan dibahas? Apa pembudidayaannya?
Melalui pertanyaan-pertanyaan itu, penulis akan sampai pada topik yang cukup
terbatas, misalnya pembudidayaan kerang mutiara di Maluku Selatan.
Dengan diagram pohon, pembatasan topik dapat dilakukan
secara bertingkat seperti contoh yang di bawah ini:
Lautan
Lautan sebagai Lapangan
Kerja
yang Potensial
Kekayaan di Lautan dst
Lautan
sebagai Sumber Energi
Fauna Flora Mineral
Ikan
Udang Kerang Mutiara
Pembudidayaannya Pemasarannya dst
Kemudian, dengan piramid
terbalik, pembatasan topik dapat juga dilakukan seperti contoh ini:
Pembudidayaan
Kerang Mutiara di
Maluku
Selatan
2.8 Penentuan Judul
Setelah diperoleh topik yang relevan, topik itu dinyatakan
dalam suatu karya ilmiah. Apakah Judul? Samakah judul dengan topik? Topik berbeda
dengan judul. Seperti dikemukakan terdahulu, topik adalah pokok pembicaraan dalam
keseluruhan karya ilmiah yang dibahas. Sedangkan judul ialah nama, titel
semacam label untuk suatu karya ilmiah. Pernyataan topik mungkin saja sama
dengan judul tetapi mungkin juga tidak. Karya ilmiah, judul harus tepat menunjukkan topiknya.
Judul merupakan cermin dari jiwa seluruh pemikiran yang dituangkan dalam bentuk
tulisan. Pada umumnya judul disusun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, judul ditulis dalam kalimat yang menarik serta mencerminkan isinya:
deskriptif atau eksplanatif atau prediktif.
Penentuan judul harus dipikirkan secara serius dengan
mengingat beberapa syarat berikut:
1. Judul
harus sesuai dengan topik
atau isi karya ilmiah beserta jangkauannya.
2. Judul
sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda, bukan dalam bentuk kalimat.
Karena itu, judul Kerang Mutiara di
Maluku Selatan Perlu dibudidayakan dinilai tidak tepat; sebaiknya Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku
Selatan.
3. Judul
karya ilmiah diusahakan sesingkat mungkin. Misalnya; Cara untuk Membudidayakan Kekayaan Lautan yang Berupa Kerang Mutiara di
Maluku Selatan, dapat disingkat menjadi Pembudidayaan
Kerang Mutiara di Maluku Selatan. Cara
yang Dilakukan dalam Menangani dan Mencegah Klaim pada PT Djakarta Lloyd Cabang
Medan-Belawan dapat disingkat menjadi Proses
Penanganan dan Pencegahan Kalim pada PT Djakarta Lloyd Cabang Medan-Belawan.
4. Judul
karya ilmiah harus dinyatakan secara jelas. Artinya judul itu tidak dinyatakan
dalam kata kiasan atau tidak mengandung kata yang mendukung makna ganda. Judul
seperti Kabut Sutra Ungu, Menjelajah
Neraka Dunia, dan sebagainya tidak dapat digunakan dalam karya ilmiah.
2.9 Perumusan Tema
Meskipun topik yang terbatas telah diperoleh, penulis belum
bisa mulai menulis. Dia harus menetapkan maksud dan tujuannya menggarap topik
tadi. Tujuannya ialah untuk mengarahkan perkembangan tulisan. Setelah itu, penulis
membuat rumusan mengenai masalah dan tujuan yang dicapai dengan topik tadi.
Rumusan itu dinamakan tema.
Untuk memenuhi keperluan penyusunan sebuah kerangka tulisan
ilmiah, rumusan tema harus berbentuk kalimat. Rumusan singkat yang mengandung
tema dasar sebuah karya ilmiah, disebut tesis. Ini berarti bahwa ada satu
gagasan sentral yang menonjol. Bila tulisan itu tidak menonjolkan suatu gagasan
utama, maka yang ingin disampaikan, dapat dinyatakan dalam bentuk penjelasan
singkat. Rumusan singkat yang tidak menekankan tema dasar disebut pengungkapan maksud.
Perhatikan contoh pembuatan rumusan tesis dan pengungkapan
maksud yang dibawah ini:
Topik :
Pertanian Rakyat di Indonesia.
Tujuan
: Mendorong
rakyat untuk meningkatkan produksi pertanian.
Tesis : Dalam
rangka meningkatkan produksi pertanian rakyat di Indonesia,
hendaknya rakyat didorong atau
dirangsang dengan member kredit dan penerangan.
Topik :
Penanganan klaim pada PT Djakarta Lloyd Cabang Medan-Belawan.
Tujuan : Menggambarkan
penanganan klaim pada PT Djakarta Lloyd Cabang Medan - Belawan.
Pengungkapan Maksud : Penulis
ingin menggambarkan penanganan klaim pada PT Djakarta Lloyd Cabang
Medan-Belawan sehingga gambaran proses penanganan dan pencegahan klaim pada
perusahaan itu dapat diketahui pembaca dengan jelas.
Pengungkapan
maksud, topik dan tujuan pembicaraan hanya menjadi keterangan-keterangan
kalimat itu. Yang menjadi pikiran pokok kalimat adalah penulis dan maksud
penulis. Maksud penulis biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti akan
menceritakan, akan menggambarkan, akan menguraikan, akan mengisahkan dan
sebagainya.
2.10 Pengumpulan
Bahan
Pada pembicaraan
tentang pemilihan topik telah dikemukakan bahwa pada waktu memilih topik
penulis telah memperkirakan kemungkinan mendapatkan bahan yang
diperlukan. Kalau topik yang terbatas sudah diperoleh dan tujuan pembicaraannya
sudah jelas, maka pengumpulan bahan dapat dilakukan. Tegasnya, untuk penulisan
sebuah karya ilmiah pengumpulan bahan sudah dapat dilakukan sebelum proses
penulisan dimulai sampai pada waktu penulisan.
Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang
relevan digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Data itu mungkin merupakan
teori, contoh-contoh, rincian atau detail, perbandingan, fakta, hubungan sebab
– akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan, dan
sebagainya, yang dapat membantu penulis dalam mengembangkan tema. Sumber utama
bahan penulisan adalah pengalaman dan inferensi dari pengalaman.
Apakah yang dimaksud dengan pengalaman sebagai sumber dan
inferensi sumber? Yang dimaksud dengan pengalaman sumber adalah keseluruhan
pengetahuan yang diperoleh melalui pancaindera. Sedangkan
inferensi adalah kesimpulan atau nilai-nilai yang tertarik dari pengalaman, dan
inferensi ini kemudian menjadi bagian pengalaman dan mungkin dijadikan sebagai sumber inbferensi baru. Bahan
penulisan yang diperoleh dari pengalaman, mungkin didapat dari dua sumber,
yaitu observasi langsung atau melalui bacaan.
Bagaimana memperoleh pengalaman melalui observasi langsung
dan melalui bacaan? Untuk memperoleh pengalaman yang diperlukan melalui
observasi, pedoman wawancara, angket, atau instrumen lain dapat dimiliki dan
digunakan oleh penulis. Lalu untuk memperoleh pengalaman yang diperlukan
melalui bacaan, penulis harus mencari dan mendapatkan sumber-sumber tertulis
seperti buku, majalah, surat kabar dan sebagainya. Penulis harus mencatat
bahan-bahan penulisan – ulasan (evaluasi), kutipan, parafrase, rangkuman – dalam
kartu-kartu informasi yang telah dipersiapkan dan disusun menurut abjad
terlebih dahulu.
Teknik pengumpulan bahan:
1.
Teknik wawancara
Tujuannya untuk memperoleh kontruksi
yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, perasaan, motivasi dan sebagainya; rekontruksi keadaan tersebut telah terjadi pada
masa lalu; proyeksi keadaan tersebut yang diharapkan terjadi pada masa yang
akan datang; dan verifikasi,pengecekan dan pengembangan yang telah didapat
sebelumnya( Lincolm & Guba,1985).
Fungsi wawancara:
a.
sebagai strategi utama dalam mengumpulkan data;
b. sebagai strategi penunjang.
2. Teknik observasi
Teknik observasi mengenal, turut serta dan mengamati aktivitas-aktivitas manusia kemudian berusaha
melukiskan situasi dan apa yang terjadi di sana. Setelah itu, menentukan fokus penelitian dengan menyempitkan
pengumpulan datanya. Lalu menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif sampai
akhir pengumpulan data.
3. Angket
Angket yaitu suatu pengumpulan data dengan memberikan daftar
pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar
pernyataan tersebut.
4. Tekhnik dokumentasi
Mengumpulkan bahan dari sumber nonmanusia, terdapat alasan mengapa digunakan sumber ini yakni
sumber ini selalu tersedia dan murah/efisien.
5.
Analisis data
Proses pengaturan secara
sistematis bahan-bahan yang telah didapat untuk meningkatkan pemahaman
terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen,1982).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Karya ilmiah adalah karya tulis
yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Beberapa karakteristik karya ilmiah sebagai berikut: mengacu kepada teori, berdasarkan fakta, logis, objektif, sistematis,
sahih/valid, jelas, seksama, tuntas, bahasanya baku, penulisan sesuai dengan
aturan standar (nasional / internasional). Di dalam memilih topik karya ilmiah
harus dipertimbangkan hal-hal berikut: topik harus bermanfaat dan layak dibahas, topik cukup menarik, topik dikenal baik, bahan yang diperlukan
untuk pembicaraan topik itu dan tidak terlalu
luas dan sempit.
Penentuan
judul harus dipikirkan secara serius dengan mengingat beberapa syarat berikut:
judul harus sesuai dengan topik atau isi karya ilmiah beserta jangkauannya,
judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frase benda bukan dalam bentuk kalimat,
judul karya ilmiah diusahakan sesingkat mungkin dan judul karya ilmiah harus
dinyatakan secara jelas
3.2 Saran
Bagi yang ingin membuat suatu karya
ilmiah atau hal-hal lain yang berhubungan dengan penggunaan teknik menulis di
dalamnya, maka perlulah memahami pengertian karya ilmiah, pemilihan topik,
pembatasan topik, penentuan judul, perumusan tema dan pengumpulan bahan. Penyusunan karya
ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan
yang benar-benar diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau
tidak diketahui sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA
Akbadiah,
Sabarti. dkk. 1991. Bahasa Indonesia I.
Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan
Barus,
Sanggup. dkk. 2013. Bahasa Indonesia Pengembang
Kepribadian. Medan: Unimed
Djuharie,
Otong Setiawan. dkk. 2001. Panduan
Membuat Karya Tulis. Bandung: Yrama Widya
Wardani,
I.G.A.K, dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas
Terbuka Departemen Pendidikan Nasional
Indriati,
Etty. 2008. Menulis Karya Ilmiah.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kosasih,
E. dkk. 2009. Menulis Karangan Ilmiah.Jakarta
Timur: Penerbit Nobel Edumedia
http://uzey.blogspot.com/2010/05/penulisan-karya-ilmiah.html
0 comments:
Post a Comment